Cerita Mitos Penunggu Gunung Merapi dan Asal Usul Ritual Labuhan Jogjakarta

         Secara Ilmiah gunung merapi merupakan salah satu gunung teraktif di Indonesia yang terletak di Daerah Istimewa Jogjakarta yang meliputi kabupaten Sleman, magelang, Boyolali dan Klaten . Adapun kawasan hutan sekitar puncak merapi masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004. Gunung merapi memiliki ketinggian 2930 MDPL. Gunung Merapi pertama meletus pada tahun 1786, dan terakhir meletus pada tahun 2010 tepatnya pada tanggal 27 Oktober 2010. Gunung merapi terbentuk karena adanya aktivitas subduksi lempeng Australia yang bergerak kebawah lempeng Eurosia sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik sepanjang tengah pulau jawa.

Gambar : Pixabay






 

 

Sumber: Pixabay

Dalam catatan kuno merapi berasal dari kata meru yang berarti Gunung dan Api yang bernama mandra geni. Bagi sebagian masyarakat Jogjakarta dan sekitarnya gunung berapi dipercaya memiliki penjaga yang sewaktu-waktu memakan korban atau tumbal bencana, jika penjaga tidak mampu melaksanakan amanah untuk menjaga gunung merapi tersebut.

            Mitos mengenai penjaga ini berawal dari kerajaan mataram kuno yang dikuasai raja yang bernama " Sutawijaya" yang bergelar panembahan senopati. Singkat cerita ketika sang senopati Sutawijaya sedang melakukan nyepi atau tapa brata di pantai parangkusumo, didatangi ratu penguasa pantai selatan. Dalam tapanya raja mataram tersebut diberi telor, dan mendapat wangsit jika ingin menjadi raja besar digdaya dijawa, maka panembahan senopati harus memakan telor tersebut. Setelah berhari-hari memikirkan dan berdiskusi dengan pembantunya yaitu Ki Juru Martani, telor pemberian Ratu kidul itu tidak jadi dimakan. Ki Juru Martani mengusulkan agar telor tersebut diberikan kepada Ki Juru Taman saja.

         Karena sifat manusia yang pada dasarnya memiliki rasa penasaran dan serakah, maka dimakanlah telor tersebut oleh Ki Juru taman. Tapi apa yang terjadi, Tubuh KiJuru taman pun seketika menjadi raksasa. Sutawijaya pun memerintahkan agar Ki Juru Taman yang berubah wujud raksasa tersebut untuk menunggu Gunung Berapi utara Jogjakarta. Konon raksasa tersebut mau menunggu Gunung merapi asalkan ada syarat tertentu. Adapun syarat tersebut berupa upacara sesajen oleh masyarakat Jogjakarta yang dikenal sampai saat ini bernama Ritual labuhan.

        Tradisi ini biasanya dipimpin oleh seorang Juru kunci yang ditunjuk dan diberi titah oleh penguasa keraton Jogjakarta. Seperti pada tahun 2010 silam sebelum meletus dilakukan Ritual yang dipimpin oleh juru kunci yang tersohor yaitu Mbah Marijan. Karena bagi keraton Jogjakarta ritual ini sangat penting karena Gunung merapi termasuk salah satu Paku Bumi Pulau jawa yang pada awalnya pulau dalam keadaan miring atau jomplang. Gunung merapi menurut versi mitos masyarakat Jogjakarta merupakan potongan gunung himalaya yang sengaja diletakan di pulau jawa untuk menyeimbangkan pulau jawa. Sedangkan Sebutan Merapi diambil dari perapian Mpu Permadi yang dulu mendiami tempat tersebut. 

            Oleh karena itu setiap ritual dilaksanakan juru kunci akan menyebut nama-nama penguasa gunung merapi seperti eyang romo Mpu Permadi, eyang Megantoro, eyang gading melati dan lainya. Ritual ini masih melekat di masyarakat jawa khususnya kraton Jogjakarta yang merupakan salahsatu tradisi yang dilestarikan. 

untuk selengkapnya simak juga video berikut ini :

Misteri dibalik Gunung Merapi

Simak juga sajian video-video untuk menambah wawasan kita di link:


 


 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ciri-ciri orang dalam tubuhnya terdapat banyak energi negatif (aura negatif)

Mitos dan fakta ular weling masuk rumah pertanda apa

Jika ada sarang laba-laba di rumah, Benarkah pertanda buruk?