Pernikahan dalam masyarakat jawa merupakan prosesi yang sangat sakral yang merupakan tonggak bersejarah bagi pasangan mengarungi bahtera rumah tangga. Oleh karena itu masyarakat jawa akan mempersiapkanya sedetail mungkin, bahkan sampai tanggal lahir pun diperhitungkan. Ada mitos dan tradisi pernikahan adat yang cukup poluler di masyarakat jawa yaitu larangan anak pertama menikah dengan anak pertama.
Mitos ini sudah ada dan berkembang turun temurun, sebagian masyarakat jawa yang masih mempercayainya sebisa mungkin bisa menghindarinya. Tujuannya untuk menghindari segala sesuatu yang tidak dinginkan di masa depan yang sudah di prediksi melalui primbon atau pakem jawa tersebut.
Sebenarnya apa sih yang menjadi alasan anak pertama dilarang menikah dengan anak pertama. Dalam hal ini admin bukan memvonis ya, tapi berbagi informasi dan belajar tradisi-tradisi adat di indonesia. nah kebetulan jawa merupakan suku yang memiliki adat yang menurut admin memiliki keunikan dalam hal mitos atau aturan adat termasuk pernikahan.
Sumber: Pixabay.com
Berikut alasan-alasan mengapa anak pertama dilarang menikah dengan anak pertama dikutip dari berbagai ulasan dan primbon-primbon jawa.
1. Anak pertama memiliki karakter keras dan berani
Watak keras dan berani yang dimiliki anak pertama memiliki sifat keras dan berani ini sudah tertanam sejak keluarga merintis dari nol.
Anak pertama memiliki sifat lebih tatak atau tangguh dibanding dengan anak kedua dan adik adiknya yang dibesarkan dalam kondisi yang mungkin lebih baik dari pada anak pertama.
Pandangan dari mitos jawa ini bahwa sama-sama memiliki sifat yang keras dan berani di kwatirkan badai masalah nantinya akan datang dikemudian hari.
2. Memiliki sifat pemimpin dan pengatur
Menurut primbon jawa sifat pemimpin dan pengatur sudah dimiliki sejak kecil, sejak biasa berebut mainan dengan adik-adiknya.
Pandangan mitos ini bahwa sama-sama memiliki sifat yang sama saling mengatur dikwatirkan akan ada seringnya benturan ide.
Jika sebuah kapal memiliki dua nahkoda yang berbeda misi dan tujuan yang satu kekanan dan yang satu kekiri. apa yang akan terjadi? bisa anda bayangkan sendiri.
begitu juga sebuah keluarga sama sama saling mengatur nantinya akan ada gejolak dikemudian hari, menurut para leluhur tidak semua pasangan dapat menyelesaikannya dan tidak sedikit berujung perceraian.
Sumber: Pixabay.com
3. Kelahiran Anak Pertama sebagai Cucu Pertama
Kehadiran anak pertama bagi kedua pasangan sekaligus cucu pertama bagi kedua keluarga besar merupakan kebahagiaan tersendiri. Tapi jangan salah terkadang tidak sedikit terjadinya kecemburuan kedua belah pihak jika kita sedang dekat dengan keluarga salah satunya.
Itu semua dikarenakan cucu pertama merupakan impian kedua belah pihak keluarga. jika tidak bisa memposisikan diri dan mengatur secara adil maka akan timbul kecemburuan nantinya.
Oleh karena itu suku jawa sudah mempertimbangkan jauh jauh hari sebelum menikah, sehingga kedua pasangan mengetahui ini loh nantinya yang akan muncul jika pernikahan tersebut tetap terjadi. sehingga pasangan baru tersebut nantinya dapat memposisikan diri sebaik mungkin. Ibarat pepatah mengatakan sedia payung sebelum hujan. kalau pun tidak hujan juga nggak apa-apa.
4. Tidak ada yang mau mengalah
Mungkin bagi yang sudah memiliki anak lebih paham bahwa anak pertama biasanya tidak mau mengalah dengan adik-adiknya. Sifat egois dan ingin menang dari adiknya ini tertanam dan kebawa hingga dewasa. Biasanya anak pertama ingin dipandang lebih dari pada adik-adiknya.
Sumber: Pixabay.com
Dari fakta tersebut bahwa sama-sama memiliki sifat tidak mau mengalah dikwatirkan nantinya akan terjadi benturan-benturan kedepanya. Sehingga keluarga tidak terselamatkan, terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan dalam mengarungi rumah tangga.
5. Tanggung Jawab Anak Pertama Lebih Besar
Percaya atau tidak faktanya bahwa anak pertama masih memiliki rasa tanggungjawab terhadap keluarganya. Ya walau anak kedua dan seterusnya juga memilikinya, tapi biasanya anak pertama memiliki tanggungjawab yang lebih besar, bahkan tidak sedikit menjadi tulang punggung keluarga.
Pandangan mengenai hal ini bahwa dikwatirkan akan berimbas pada hubungan keluarga dimasa depan nantinya
Faktanya banyak pertengkaran terjadi karena adanya pasangan yang belum menyadari dan memahami bahwa anak pertama memiliki tanggungjawab lebih. Belum lagi nantinya jika ekonomi keluarga sedang down.
Sumber: Pixabay.com
Nah demikian alasan-alasan yang menjadi mitos atau aturan adat jawa, pada dasarnya suatu hubungan hanya butuh saling memahami saja. Bagi yang memiliki pasangan sama-sama anak pertama tidak ada yang perlu ditakutkan dari mitos ini. Sah-sah saja mengetahui mitos ini, karena memang kita hidup di negara yang memiliki budaya dan tradisi yang unik yang tidak dimiliki negara lain.
Tetap yakin dan salam sehat buat keluarga anda, sayangi mereka dan posisikan diri anda sebaik mungkin ya.
Simak juga sajian video-video untuk menambah wawasan kita di link:
Komentar
Posting Komentar